Naturalisasi akhir-akhir ini menjadi topic hangat di berbagai media, dalam hal ini PSSI sudah membuktikan bahwa naturalisasi pemain asing memang harus kita akui menjadi jurus maut hingga PSSI bisa masuk final Piala AFF. Gol Gonzales fantastis ke gawang Philippina pada laga semi final membuktikan bahwa pemain latin memang punya naruli mencetak gol lebih hebat dibandingkan pemain lokal, saya ragu apakah pemain lokal bisa mencetak gol pada saat momen dan kebutuhan yang tepat seperti Gonzales. Di waktu yang hampir sama, di Bali telah dilaksanakan pertemuan para Ahli asal Indonesia yang sekarang bekerja dan tinggal di luar negeri. Alasannya memang tidak adanya perhatian dari pemerintah Indonesia terhadap para Ahli ini yang membuat mereka dengan berat hati harus keluar negeri tercinta ini untuk mengembangkan kemampuannya, hasilnya malah negara lain yang menikmati keilmuannya dibandingkan negara ini sendiri, bukannya tidak mengabdi pada Indonesia. Siapa yang salah??? Saya pernah nonton salah satu TV acara bincang-bincang dengan Pak Habibie, bagaimana beliau mengungkapkan bahwa para teknokrat Indonesia yang sekarang bekerja dan tinggal di luar negeri begitu sangat dihormati oleh negera lain karena memang mempunyai keahlian yang mumpuni, sehingga negera lain gak pelit-pelit amat membiayai hidup mereka asalkan mereka memang bekerja total dan ada output nyata. Saya begitu yakin ketika presenter tersebut langsung bicara dengan teknokrat tersebut apakah bersedia kembali ke Indonesia? beliau menjawab bahwa mereka siap kembali ke Indonesia untuk membangun negara tercinta ini tapi jangan dicampuri oleh urusan-urusan politik, pure teknik. Saya kira “Naturalisasi” para pejabat-pejabat di pemerintahan sekarang ini tidak ada salahnya untuk dimulai, begitu banyak para ORANG PINTAR Indonesia diluar negeri namun otak mereka dimanfaatkan oleh negera lain. Kita sudah jenuh para menteri yang notabene harus diduduki oleh orang yang mempunyai kemampuan manajerial yang ok tetapi kenyataannya hanya diduduki orang-orang politik yang basic tekniknya masih harus diasah lagi, mereka selalu bilang kan ada Dirjen yang mempunyai kemampuan teknik, so ngapain menteri harus pinter- pinter banget. Gak ada kata terlambat, negera ini butuh pemimpin yang benar- benar pinter dibidangnya, butuh orang-orang yang bekerja untuk rakyatnya. Tanpa banyak koar- koar dimedia setiap hari… siang di TV A, malemnya di TV B padahal topiknya sama aja. biarkan hal itu kerjaan jubir aja.
Sbr kompasiana.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Naturalisasi Pemerintahan"
Posting Komentar