Saat ini bangsa Indonesia sedang dilanda demam sepakbola Indonesia. Setelah sekian lama tim nasional (timnas) Indonesia tidak memiliki prestasi, selalu terpuruk, bahkan saat ini ranking persepakbolaan kita berada dalam tingkat yang terendah, tiba-tiba secercah harapan muncul, bagaikan sinar matahari menembus awan yang gelap. Kedatangan pelatih baru Alfred Riedl membawa angin segar bagi persepakbolaan kita. Saya pribadi pun, sudah lama tidak menyaksikan permainan kita, akhirnya tertarik untuk menonton kembali atraksi timnas Indonesia. Namun, di tengah eforia yang terjadi, saya merasa sedih bahwa yang dielu-elukan sebagai bintang baru, merupakan pemain naturalisasi. Bukannya saya tidak merendahkan kemampuan mereka ataupun tidak menyukai mereka, namun kenapa bukan orang kelahiran Indonesia yang menjadi pahlawannya? Apalagi saya melihat di kompas.com, ada rencana lagi untuk menaturalisasi beberapa pemain asing untuk memperkuat sektor- sektor di lapangan tengah dan belakang. Apakah ini merupakan solusi yang tepat? Kalau saya lihat, ini merupakan hal yang problematik dan biasa di Indonesia, yaitu budaya Instan. Kita maunya semuanya cepat tanpa mau melalui proses panjang dan sulit. Kalau kita lihat di kejuaraan dunia Danone kemaren, dimana tim junior kita bisa masuk ke 15 besar dunia, nomer 2 di asia setelah jepang (kalau tidak salah), lantas kemanakah mereka pergi? Sepertinya tidak ada perhatian dari pemerintah untuk lebih mendayagunakan mereka, padahal mungkin dengan komposisi tim tersebut, 5-10 tahun lagi mereka dapat menjadi pemain kelas asia paling tidak kalau dibina dengan benar. Di Indonesia, mungkin menjadi pemain sepakbola belum bisa dijadikan mata pencaharian yang utama, karena memang usia untuk bermain terbatas (sampai 35 tahun umumnya), gaji juga biasa-biasa hingga kadang ada yang juga bekerja sebagai PNS. Hal ini tentunya membuat orang tua lebih memilih anaknya bersekolah dibanding menjadi olahragawan. Solusinya menurut saya bukanlah kita naturalisasi pemain, apalagi pemain yang benar-benar asing. di Indonesia ada lebih dari 200 juta penduduk, masa tidak ada yang jago bermain bola? Solusinya adalah investasi, dalam bentuk mencari pemain muda usia.
sumber http://kompasiana.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 Responses to "Naturalisasi...Bukan Solusi masa depan Sepakbola Indonesia"
setuju banget sob...
tergantung bagaimana kerja keras kita...
Kunjungan balik.. Ane jg Stuju brod..
Kunjungan balik.. Ane jg Stuju brod..
mudah mudahan aja timnas bisa juara di aff dah lama gak ada gelar n ke depanya lebih baik
Posting Komentar