Pacaran Islami!!,Adakah?

Dalam Islam memang tidak dikenal
proses pacaran seperti apa yang
dipahami kebanyakan remaja
islam sekarang. Proses pacaran
seringkali lebih banyak membawa
mudharat daripada manfaat, bahkan seringkali membawa
kepada perbuatan yang dilarang
dalam agama,. Melihat
kecenderungan aktifitas
pasangan muda yang
berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan
bahwa pacaran itu adalah media
untuk saling mencinta satu sama
lain. Sebab sebuah cinta sejati
tidak berbentuk sebuah
perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu
kesempatan tertentu lalu saling
bertelepon, tukar menukar SMS,
chatting dan diteruskan dengan
janji bertemu langsung. Semua bentuk aktifitas itu
cenderung bukanlah sebuah
aktifitas cinta, sebab yang
terjadi adalah kencan dan
bersenang-senang. Sama sekali
tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada
ikatan tanggung-jawab antara
mereka. Bahkan tidak ada
ketentuan tentang kesetiaan
dan seterusnya. Padahal cinta itu memiliki,
tanggung-jawab, ikatan syah
dan sebuah harga kesetiaan.
Dalam format pacaran, semua
instrumen itu tidak terdapat,
sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda
dengan cinta. Pacaran Bukanlah Penjajakan/
Perkenalan
Bahkan kalau pun pacaran itu
dianggap sebagai sarana untuk
saling melakukan penjajagan,
perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami
istri, bukanlah anggapan yang
benar. Sebab penjajagan itu
tidak adil dan kurang
memberikan gambaran
sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah
persiapan pernikahan. Dalam format mencari pasangan
hidup, Islam telah memberikan
panduan yang jelas tentang apa
saja yang perlu diperhitungkan.
Misalnya sabda Rasulullah SAW
tentang 4 kriteria yang terkenal itu. Dari Abi Hurairah ra bahwa
Rasulullah SAW berdabda,”Wanita itu dinikahi karena 4 hal: [1]
hartanya, [2] keturunannya, [3]
kecantikannya dan [4] agamanya.
Maka perhatikanlah agamanya
kamu akan selamat.” (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa’ fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-
Radha’ Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661) Selain empat kriteria itu, Islam
membenarkan bila ketika
seorang memilih pasangan hidup
untuk mengetahui hal-hal yang
tersembunyi yang tidak mungkin
diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam
masalah ini, peran orang tua
atau pihak keluarga menjadi
sangat penting. Inilah proses yang dikenal dalam
Islam sebaga ta’ aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif
ketimbang kencan berduaan.
Sebab kecenderungan pasangan
yang sedang kencan adalah
menampilkan sisi-sisi terbaiknya
saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang
terbaik, bermake-up, berparfum
dan mencari tempat-tempat
yang indah dalam kencan.
Padahal nantinya dalam berumah
tangga tidak lagi demikian kondisinya. Istri tidak selalu dalam kondisi
bermake-up, tidak setiap saat
berbusana terbaik dan juga lebih
sering bertemua dengan
suaminya dalam keadaan tanpa
parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah
tempat-tempat indah mereka
dulu kunjungi sebelumnya.
Setelah menikah mereka akan
menjalani hari-hari biasa yang
kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran. Maka kesan indah saat pacaran
itu tidak akan ada terus
menerus di dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Dengan
demikian, pacaran bukanlah
sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan
dan pengelabuhan. Dan tidak
heran kita dapati pasangan yang
cukup lama berpacaran, namun
segera mengurus perceraian
belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran
bertahun-tahun dan membina
rumah tangga dalam hitungan
hari. Pacaran bukanlah
perkenalan melainkan ajang
kencan saja. Etika Ta’ aruf Dalam melakukan penjajagan
yang syar`i, ada beberapa
ketentuan yang harus dipatuhi
antara lain: Tidak Berduaan (Khalwat)
Khalwat adalah bersendirian
dengan seorang perempuan lain
(ajnabiyah). Yang dimaksud
perempuan lain, yaitu: bukan
isteri, bukan salah satu kerabat yang haram dikawin untuk
selama lamanya, seperti ibu,
saudara, bibi dan sebagainya. Ini bukan berarti menghilangkan
kepercayaan kedua belah pihak
atau salah satunya, tetapi demi
menjaga kedua insan tersebut
dari perasaan-perasaan yang
tidak baik yang biasa bergelora dalam hati ketika bertemunya
dua jenis itu, tanpa ada orang
ketiganya. Dalam hal ini Rasulullah
bersabda sebagai berikut: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan
sekali-kali dia bersendirian
dengan seorang perempuan
yang tidak bersama mahramnya,
karena yang ketiganya ialah
syaitan.” (Riwayat Ahmad) “Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu menyendiri
dengan seorang perempuan,
kecuali bersama mahramnya.” Tidak Melihat Jenis Lain dengan
Bersyahwat
Di antara sesuatu yang
diharamkan Islam dalam
hubungannya dengan masalah
gharizah, yaitu pandangan seorang laki-laki kepada
perempuan dan seorang
perempuan memandang laki-laki. Mata adalah kuncinya hati, dan
pandangan adalah jalan yang
membawa fitnah dan sampai
kepada perbuatan zina.
Katakanlah kepada orang-orang
mu’ min laki-laki, “Hendaklah mereka itu menundukkan
sebagian pandangannya dan
menjaga kemaluannya” (an-Nur: 30-31) Menundukkan Pandangan
Yang dimaksud menundukkan
pandangan itu bukan berarti
memejamkan mata dan
menundukkan kepala ke tanah.
Bukan ini yang dimaksud dan ini satu hal yang tidak mungkin. Hal
ini sama dengan menundukkan
suara seperti yang disebutkan
dalam al-Quran dan
tundukkanlah sebagian suaramu
(Luqman: 19). Di sini tidak berarti kita harus
membungkam mulut sehingga
tidak berbicara. Tetapi apa yang
dimaksud menundukkan
pandangan, yaitu: menjaga
pandangan, tidak dilepaskan begitu saja tanpa kendali
sehingga dapat menelan
perempuan-perempuan atau
laki-laki yang beraksi. Pandangan yang terpelihara,
apabila memandang kepada jenis
lain tidak mengamat-amati
kecantikannya dan tidak lama
menoleh kepadanya serta tidak
melekatkan pandangannya kepada yang dilihatnya itu. Oleh karena itu pesan Rasulullah
kepada Ali r.a: “Hai Ali! Jangan sampai pandangan yang satu
mengikuti pandangan lainnya.
Kamu hanya boleh pada
pandangan pertama, adapun
yang berikutnya tidak
boleh.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tarmizi) Rasulullah s.a.w. menganggap
pandangan liar dan menjurus
kepada lain jenis, sebagai suatu
perbuatan zina mata. Sabda
beliau: “Dua mata itu bisa berzina, dan zinanya ialah
melihat.” (Riwayat Bukhari) Hindari Berhias Yang Berlebihan
(Tabarruj)
Tabarruj ini mempunyai bentuk
dan corak yang bermacam-
macam yang sudah dikenal oleh
orang-orang banyak sejak zaman dahulu sampai sekarang.
Ahli-ahli tafsir dalam menafsirkan
ayat yang mengatakan: “Dan tinggallah kamu (hai isteri- isteri Nabi) di rumah-rumah kamu
dan jangan kamu menampak
nampakkan perhiasanmu seperti
orang jahiliah dahulu.” (QS Ahzab: 33) Dalam Teknisnya, tidak harus
selalu dengan langkah formal,
resmi atau protokoler. Bisa juga
dengan cara yang tersamar
yang tidak bisa dengan mudah
ditafsirkan dengan mudah oleh pihak wanita sebagai bentuk
penjajagan. Sebab bila sejak awal
seorang wanita sadar bahwa
dirinya sedang dijajagi, bisa jadi
dia malah nervous, salah tingkah
atau mungkin malah bertindak yang tidak-tidak. Maka bisa saja
dilakukan secara pergaulan yang
alami dan normal. Selain itu bisa juga menggunakan
utusan orang yang bisa
dipercaya. Dan yang lebih utama
adalah utusan yang berfungsi
sekaligus sebagai konselor dalam
urusan pernikahan. Sosoknya adalah orang yang sudah
berpengalaman mendalam dalam
urusan keluarga, sehingga apa
yang diinformasikannya bukan
semta-mata bahan mentah,
melainkan dilengkapi dengan analisa yang sudah siap dijadikan
bahan pertimbangan oleh anda. Jadi, sekali laig tidak ada PDKT
yang islami terlebih pacaran
yang Islami, untuk itu menjaga
kesucian diri dengan segera
menikah, tetapi apakah kita
tidak boleh menyintai? Boleh- boleh saja karena cinta tidak
bisa di larang datangnya di hati
kita dan yan terpenting adalah
mengelola hati agar cinta itu
tidak ternoda dengan pacaran, Okey… ..lalu bagaimana jika ada Myqers yang berta’ aruf langsung via chat, Pripat
Message, atau Email untuk
menjalin hubungan serius? Nah
inilah yang sekarang sedang
marak di dunia maya. semoga
ALLAH memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ahmad Muhammad Haddad
Assyarkhan (Adi Supriadi)
ASSYARKHAN CONSELING CENTRE
Lembaga Konseling dan Training
Keluarga dan Remaja Indonesia
Jln. Maleer Selatan 51 / 117 Bandung, Jawa Barat
Mobile : 0858-606-16183
Email : adikalbar@gmail.com /
adikalbar@yahoo.com

2 Responses to "Pacaran Islami!!,Adakah?"

Dadan Ramadhan mengatakan...

tidak ada harga mati, TALBIS ADALAH BATIL

Kangmush mengatakan...

mudah mudahan kita tidak terlena degan suasana yang menyesatkan

.

Total Pageviews

Chat

langganan

Untuk berlangganan artikel, masukan email anda: amal agama